Jumat pagi sekitar jam 10
Seperti biasa,
sudah tahu kuliah 9.45 tp tetep berangkatnya jam 10.00 dong. Saya orangnya
konsisten, ya konsisten terlambat tiap mankop
.
Pagi ini, pete-pete yang
beruntung saya duduki adalah pete-pete sma5 (itu dulu) pete-pete 05 dong sekarang. Duduklah
saya ditempat favorit, depan pintu, belakang supet, kadang-kadang saya menyesal
duduk dibelakang supet apalagi pas siang-siang, supetnya pasti mengeluarkan zat
yang ... anginnya kan otomatis lari
ke belakang, nah saya ada dibelakangnya, hidungku teracuni. 
Beberapa menit
di atas pete-pete, ada bapak yang naik dan menduduki posisi istri supet, ya
disampingnya maksudku. Disini, ceritanya dimulai.. siap-siap..
B : tidak keras itu mu injak ...
S : ahaha tidak ji pak, namanya juga biasa
mi
B : waduh klo saya tidak sanggup mi bawa
mobil, mau ke rumah sakit ini, takut susah parkir, makanya saya tidak bawa
mobil ini | yaiyalah klo bawa mobil masa’ ada di atas pete-pete ki pak
S : oh iya susah memang parkir di RS
B : bagaimana tidak susah, itu dokter pergi
parkir biar di belokan, baru keluar pantatnya lagi
S : hahaha iye’ baru kita dilarang mi lewat
situ karena katanya bikin macet padahal bukan ini pete-pete yang bikin macet
*hening sejenak*
B : iya betul itu, oiya ini mobil sering ko
ganti ... nya di’
S : oh tidak tonji, tergantung orangnya ji,
klo saya ini sering ji istirahat, pagi saya mulai sampai jam 11an terus sore pi
lagi baru lanjut
B : oh bagus itu, saya kira kejar setoran
kayak yang lain itu. Pulang dulu tidur toh karena klo tidak istirahat, capek mi
terlalu kejar setoran, kita kecelakaan, masuk rumah sakit, uang lagi.
S : iye’ klo saya pulang dulu, main-main
sama anak dirumah. Karena kebetulan ini mobil paling murah setorannya
B : oh berapa memang setorannya? (mukanya semakin kepo)
S : ini mi yang paling murah setorannya, klo
mobil lain itu 100-110, tapi ini cuma 85 Deeeeemi Apeeeeee
B : wah beruntung ko itu yang punya tidak
terlalu kasih tinggi setoranmu
S : iye’ itu sana yang punya ini mobil
*menunjuk ke penjual buah-buah di jl.perintis* dia itu punya 3 mobil, 1 ini, 2
BTP, sama semua setorannya
B : baik itu orang di’ dari gayanya juga
tinggi ilmu agamanya juga
S : iye’ dia itu kerjanya cuma jual buah
sama pressban tapi 3 mobilnya dan lunas semua mi
B : oiya biasa kan orang belum lunas
mobilnya di’ masih kredit. Makanya jangan heran itu biasanya ada yang tiba-tiba
mobil baru padahal masih kredit, berani sekali ambil kredit. Tidak sama kayak
orang dulu yang benar-benar memiliki | iya tau deh bapak orang dahulu kala
S : iye’ tapi ini lunas mi mobilnya, baru
tidak ada yang kembali kerumahnya ini mobil, dia kasih jki saja
B : dia percaya mko itu artinya, pelihara
itu yang begitu karena susah dicari itu orang bae kayak dia
S : iye’ ini mobil sudah 1 abad tahun sama saya, saya supir ke-5 mi. Yang dulu-dulu cuma tahan 6
bulan
B : wah, artinya dia liat ko orang baik,
makanya dia percaya sama kau
S : iye’ sampe-sampe motor dirumah cuma
kayak pajangan pas saya dikasih ini mobil. Mau ke mall, ke rumah mertua,
jalan-jalan ke paris pake ini saja 
*lalu ada
nenek-nenek dan mungkin cucunya yang naik*
C : hmm pak ini nenek kasih turun di danau tempat olahraga, saya di kandang rusa poltek
S : oiya..
*lewat depan
camping anak PMR di danau*
N : ya disini mi *ambil duit*
C : jangan mi nek, saya mi saja yang bayar
C : jangan mi nek, JANGAN MI PLEASE! | tidak dicapslock ji,
cuma dramatisasi
N : oh ya makasih ya nak *senyum-senyum*
Haaaa ada ya
orang kayak dia, saya kira cucunya, ternyata bukan.
C tapi
bukan : Poltek diseblah mana pak? | ternyata bukan anak UH
Supet n Me *menunjuk ke arah depan*
*lewat depan
farmasi*
S : disini mi mungkin poltek
Me : bukan, di depan pi -_- | untung ada ja,
klo tidak tersesat mi anaknya orang
*dekat poltek*
Me : ya, ini mi poltek
Si C melihat poltek dengan mata bersinar..
C : oh disini mi? Terima kasih ya
Me : *senyum* itu orang tadi pasti calon
penghuni surga terus nenek-nenek tadi itu malaikat yang menyamar, ya kelles~
B : sudah kayak mobil pribadi ya
S : iya, orang tua saya saja tidak pernah kasih
saya mobil, tapi ini orang betul-betul tidak tau kenapa baik sekali sama saya
B : dia pasti lama perhatikan ko, dia lihat
kamu org baik, pertahankan itu
S
: iya sampai-sampai pas melahirkan istriku, hampir semua
dia yang biayai, biar bajunya anak-anakku
B
: artinya
dia sudah anggap kamu keluarga, bersaudara, kamu juga harus tahu diri, jangan
sia-siakan orang seperti itu
S
: iya pak, karena dia mi, saya belajar lebih baik rejeki sedikit tapi lancar
daripada rejeki banyak tapi cuma sekali
B
: makanya kamu sering pulang istirahat tidak kejar setoran di’
S : klo uang setoran sudah lewat juga biasa dia tidak hitung mi, karena saya pake
untuk anakku yang sakit, dia pasti bilang “oh iya tidak papa ji pake mi”
“kirli depan pak” tiba-tiba ada orang cadel yang berteriak..
Sampai deh didepan
fakultas jam 10.30. Pete-pete yang sangat menginspirasi. Hari jumat yang positif.
Saya memang telat ke kampus, kuliah-story-telling-mankopnya ketinggalan sampai
tempat duduk dibajak sama kk senior tapi saya kuliah kehidupan yang
jarang-jarang ada. Iya klo bapak-bapak yang tadi tidak kepo, mana saya tahu klo
penjual buah-buah yang biasanya saya liat menjual-duduk-menjual-duduk tiap hari
ternyata adalah ya one in a million person who has a big heart for the supet
yang mengajarkan kita untuk tahu diri. Lucky you, supet..
Harusnya klo
judul sinetron ini, Tukang Buah Naik Haji. Tapi ini bukan sinetron apalagi ftv
yang fiktif belaka, ini kisah nyata dari the man who has a big heart and the
lucky supet in the world. Semoga penjual buah yang tadi diberikan rezeki dan umur panjang, amin~
*the end*
Berhubung sudah malam.. yukirem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar